LAUT KUNCI MASA DEPAN INDONESIA




 
Perkembangan ekonomi beberapa tahun belakangan telah menunjukkan perkembangan yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998, Indonesia terus membenahi diri sampai jatuh bangun untuk kembali menajamkan perekonomiannya. Ketika pada tahun 2008 dunia sedang dilanda krisis finansial global, Indonesia dengan gagahnya tetap bertahan pada kondisi ekonomi yang stabil bersama India dan China. Indonesia tetap mempertahankan perkembangan ekonominya pada nilai positif di atas 5 %. Sedangkan Amerika Serikat dan Jepang menagalami pertumbuhan yang sangat kecil bahkan minus.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi Indonesia menunjukkan sinyal kebangkitan. Pada beberapa tahun Indonesia sudah mampu mencapai kebangkitan hingga 6-7 %. Bank Dunia meramalkan pada tahun 2025 Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama dalam perekonomian dunia bersama China, AS, India, dan Inggris. Harian The New York Times, edisi 5 Agustus 2010 menyebut: Indonesia adalah sebuah model ekonomi, setelah melewati krisis lebih dari sepuluh tahun. Sementara Financial Times (12/08/2010) mengatakan, perekonomian Indonesia merupakan macan yang tengah terbangun. Tentu saja membutuhkan kerja keras dari seluruh elemen bangsa untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang jauh lebih menjanjikan ke depannya.
Di antara banyak bidang yang menopang perekonomian Indonesia, bidang maritim merupakan bidang yang paling menjanjikan untuk terus mendorong perekonomian Indonesia. Lautan Indonesia memiliki potensi perikanan, bahan mineral atau tambang, hingga potensi sisten transportasi laut uyang semuanya merupakan industri makro yang tentu saja akan menyerap banyak tenaga kerja.
Dalam hal transportasi, Indonesia berada di silang jalur perdangan dunia. Maka sudah hampir pasti seluruh kapal dari berbagai dunia akan melewati Indonesia. Dengan draft revisi UU no 17 tahun 2008 mengenai pelayaran, maka industri pelayaran Indonesia akan lebih menjanjikan untuk berkembang. Dengan peraturan yang mengharuskan seluruh kapal yang melalui perairan Indonesia harus berbendera Indonesia tentu saja memberikan efek domino yang luar biasa bagi bangsa ini. Industri perkapalan Indonesia tentu akan berkembang dengan pesat. Karena mau tidak mau semua kapal harus dibuat di Indonesia, diklasifikasi oleh Biro Klasifikasi Indonesia, bahkan seluruh awaknya harus menggunakan orang Indonesia. Perubahan peraturan ini tentu akan menghidupkan kembali industri pelayaran yang sempat mati suri.
Kemudian dari sektor kekayaan lautan, Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa melimpahnya. Selama ini perhatian pemerintah masih sangat kurang terhadap pengembanganek onomi dalam hal kekayaan kelautan dan perikanan. Alokasi dananya saja hanya 3 Milyar per tahun. Dengan alokasi dana yang sangat sedikit tersebut, potensi kekayaan laut sangat sulit dikembangkan. Potensi kekayaan laut Indonesia sendiri diperkirakan mencapai USD 100 Milyar. Namun hingga kini belum sampai 10% dinikmati oleh bangsa sendiri.
Pada bidang perikanan saja, telah menyumbangkan hingga 3% dari PDB hingga kini. Jumlah ini akan terus meningkat hingga ke depannya. Bahkan jumlah tersebut merupakan penyumbang devisa terbesar bagi negara. Hal tersebut baru merupakan bahan mentahnya saja. Dalam perikanan sendiri juga diperlukan industri olahan yang akan menambah nilai dari ikan yang didapat dari lautan. Karena selama ini ikanikan di Indonesia diolah oleh China, Vietnam, dan jepang. Dengan industri olahan yang mandiri maka perkembangan ekonomi di bidang perikanan akan semakin berkembang pesat. Jumlah tenaga kerja yang diserap juga akan semakin besar sehingga menekan angka pengangguran dan kemiskinan tentunya.
Selain bidang perikanan, bidang energi juga menjadi potensi utama maritim Indonesia. Berdasarkan data geologi, diketahui bahwa Indonesia memiliki 60 cekungan potensi kandungan minyak dan gas bumi dimana 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 cekungan berada di daerah transisi daratan dan lautan (pesisir) dan hanya 6 cekungan yang berada di daratan. Dari ke-60 cekungan diperkirakan dapat dihasilkan 84,48 milyar barel minyak, namun baru 9,8 milyar barel saja yang sudah diketahui dengan pasti. Sedangkan sisanya 74,68 milyar barel masih berupa kekayaan yang belum dimanfaatkan. Di kawasan Ambalat yang luas bloknya mencapai 15.235 kilometer persegi memiliki kekayaan minyak senilai 4.200 Triliun rupiah. Jumlahnya mencapai 3 kali lipat dari jumlah hutang Indonesia. Inilah kekayaan materi yang dapat dihasilkan bangsa ini dari kawasan lautnya yang mencapai 5,8 juta km2. Ini masih berupa kekayaan dalam bentuk migas saja.
Selain itu, laut Indonesia juga memiliki potensi untuk membangkitkan listrik. Prof. Mukhtasor, salah satu seorang anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Jakarta, Selasa (19/7/2011) menyebutkan jika lautan Indonesia berpotensi untuk menghidupkan energi listrik sebesar 727.000 MW. Jumlah tersebut merupakan tiga kali jumlah listrik yang bisa dihasilkan oleh daratan. Jika semua potensi listrik tersebut dapat terserap maka seluruh permasalahan listrik di pulau-pulau terpencil di Indonesia akan dapat diatasi.
Pemenuhan energi listrik tersebut tentu juga akan menghidupkan sektor industri di berbagai pelosok Indonesia. Sehingga industrialisasi akan menyentuh semua wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Maka dengan sendirinya kehidupan masyarakat akan semakin meningkat.
Namun patut disayangkan kemaritiman masih disampingkan oleh pemerintah. Paradigma pertanian dan paradigma Indonesia sebagai negeri daratan yang ditanamkan oleh era Orde Baru selama 32 tahun masih menancap di masyarakat hingga kini. Sehingga masyarakat masih belum banyak mengerti akan kekayaan lautan Indonesia. Perubahan paradigma secara menyeluruh ini menjadi kunci untuk membuka mata seluruh masyarakat akan kekayaan lautan Indonesia. Akan membuka mata seluruh masyarakat jika Indonesia sebagai negara maritim bukanlah hanya sebuah slogan melainkan sebuah kenyataan yang harus dimanfaatkan dengan bijak demi kesejahteraan seluruh bangsa ini.
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, lautan menjadi kunci masa depan perekonomian Indonesia. Energi, transportasi, dan perikanan menjadi tiga aspek penting yang harus dimanfaatkan dengan bijak. Majapahit dahulu mampu berkembang menjadi sebuah peradaban yang maju dengan memanfaatkan maritim Indonesia.
Kerajaan Sriwijaya pun demikian. Belanda dan Portugis mampu menaklukkan lautan Indonesia sebelum menaklukkan daratan Indonesia. Pemberdayaan kekayaan lautan akan menjadi sebuah langkah konkret untuk mengembangkan perekonomian Indonesia menjadi jauh lebih pesat dan berlari meninggalkan bangsa lain. Maka slogan TNI AL Jalasveva  Jayamahe yang berarti “di laut kita jaya” sudah harus digaungkan ke seluruh penjuru negeri. Demi menuju Indonesia yang jauh lebih bermartabat.

Analisa:
Skala tantangan yang dihadapi oleh Indonesia, negara dengan panjang 5,200 km, sangat besar. Terdiri dari kurang lebih 17,000 pulau, Indonesia memiliki perbatasan dengan Australia, Timor Leste, Papua Nugini, Singapura, Malaysia dan Filipina, dan Kawasan Ekonomi Ekslusif Indonesia juga beririsan dengan daerah yang diklaim oleh China.  
Perbatasan laut yang demikian luas ditambah dengan sumber daya yang terbatas menjadi tantangan yang besar bagi Indonesia untuk menunjukkan kekuatannya dan menangani sejumlah isu terkait dengan perdagangan manusia dan penyelundupan orang, pembajakan dan perdagangan obat terlarang. FGD tersebut diadakan dengan latar belakang sebuah artikel investigatif yang diterbitkan oleh Associated Press di akhir Maret, tentang Perdagangan Manusia trans-nasional di bidang industri perikanan di Asia Tenggara. IOM bekerja bersama pemerintah Indonesia dan rekannya di Kamboja, Laos, dan Myanmar untuk membantu ratusan nelayan asing yang terdampar di perairan Indonesia untuk pulang ke negara masing-masing.

Komentar